Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Balada Hati, Senja...

Senja tak pernah bermimpi, hanya berharap. Menanti detik demi detik waktu berganti. Terus melukis mega menjadi jingga. Meski Senja tahu, bulan purnama ‘kan datang menyinari. *** Gemericik suara hujan masih terdengar di luar jendela. Seperti tahu ada yang sedang meratapinya dari dalam jendela. Senja tersenyum. Matanya menerawang keluar jendela. Melihat orang-orang berlarian menghindari hujan. Lalu terkekeh. “Kenapa mereka harus berlari menghindari hujan, kalau mereka bisa menari menikmatinya?” Bisiknya pada diri sendiri. Senja Adiraga. Gadis muda penuh talenta, dan cinta. Seluruh harinya hanya ada bahagia. Meski di satu masa pernah merasakan luka. Tapi, dia tetap ceria. Senja tak pernah menggerutu, kecuali melihat orang lain menggerutu di hadapannya. Senja tak pernah mengutuk, kecuali hatinya benar-benar merasa tertusuk. Cipratan demi cipratan sisa air hujan berterbangan di sekitar Senja. Sepatu boots biru lautnya terus menghantam genangan sisa air hujan hin

Aku..

Selamat malam.. Aku baru saja ingin mengucap namamu, tapi kamu sudah muncul dahulu dalam khayalku. Hari ini sungguh lelah, tapi terasa indah kala memikirkanmu. Andai matahari tahu perasaanku, mungkin ia akan tersipu malu, hingga pagi pun akan terlambat bangun, dan tetes embun tetap lelap tertidur. Andai rembulan tahu perasaanku, mungkin ia akan berubah menjadi biru, hingga para bintang ikut tersedu. Andai... andai... andai... Andai dunia tahu perasaanku, mungkinkah ia akan berhenti berputar karenamu? Ttd : Aku