Langsung ke konten utama

Balada Hati, Senja..

Angin berhembus kencang, hingga menerbangkan rok biru muda yang dipakai Senja.
Angin itu tanda kereta api telah datang. Ya, Senja ada di stasiun. Berdiri. Diam. Menanti.
Dia menyandarkan tubuhnya pada tiang penyangga peron yang menjulang. Memakai kemeja blouse warna salem dan rok biru muda berkibar bersama rambutnya yang sudah mulai lebih panjang.
Di sela-sela telinganya terlihat kabel earphone putih tersambung ke Ipod di dalam tas mungil yang Ia cangklong.


"Itsudemo sagashite iru yo dokka ni kimi no sugata o mukai no hoomu rojiura no mado.." Bibirnya menggumamkan lagu yang sedang didengarnya. Sebuah lagu Jepang kesukaannya saat ini. Menceritakan kasih tak sampai milik tokoh utama dalam lagu tersebut. Laki-laki yang selalu mencari sosok wanita yang dicintainya di setiap peron yang berlawanan, bahkan di jendela rumah.

Senja tersenyum kecut. "Cih. Laki-laki idaman banget nih." katanya. Lalu menghela nafas.

Pengeras suara di stasiun meneriakkan bahwa kereta tujuan Senja akan segera datang. Membuat kaki Senja melangkah perlahan ke belakang garis kuning, batas aman penumpang menunggu kereta.

Syukurlah, kereta tidak terlalu penuh. Meski Senja harus berdiri. Matanya memandang lurus ke depan. Bola matanya tak bergerak.
Senja melamun.

"Apa yang sekarang lagi lu lakuin, Senja?" Pikirnya. Lalu menghela nafas lagi. Kali ini lebih panjang.

"Mungkin udah saatnya berhenti, Senja.. you'll get the one that lil bit better" Pikirnya lagi.

............


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Pengakuan Kinan

Aku berjalan cepat mengejar bis yang setiap harinya menuntutku untuk lebih gesit dari hari kemarin. Kaki-kaki kecilku melompati genangan demi genangan air sisa hujan semalam. Aku, dengan setelan serba gelap, seragam yang dibalut cardigan hitam, rok abu-abu, black flat shoes , dan tas hitam yang menggantung di pundak tangan kananku. Kaki-kaki kecilku semakin lambat berlari. Deru nafasku semakin jelas terdengar, naik-turun, tak terkendali. Rasanya lelah setiap pagi harus mengejar bis yang sama agar aku bisa sampai di sekolahku yang sangat-sangat jauh itu dengan biaya yang sangat-sangat murah. Jari-jariku melepaskan tiga lembar uang ribuan ke tangan kenek bis yang terus-menerus menggerakkan lengannya naik-turun hingga timbul dentingan-dentingan dari koin yang saling beradu. Aku mendapat kursi di belakang sopir bis. Beruntung, pagi ini aku tidak berdiri dengan tangan kanan terangkat, walaupun, teman sebangku-ku ini juga tidak bisa dikatakan beruntung, bapak setengah ...

Review & Testimoni NEOGEN Bio-Peel Gauze Peeling Lemon

Annyeonghaseyooooo ^^ Postingan ini adalah tulisan pertama aku yang mereview sebuah produk skin care Korea yang aku pakai. Fyi guys , tulisan ini bukan endorse or paid promote loh yah, ini murni review atau testimoniku mengenai produk dari merk yang sudah aku pakai dalam beberapa waktu. Here it is .. NEOGEN Bio-Peel Gauze Peeling Lemon Produk skin care Korea pertama yang aku review adalah si kuning ini, Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Lemon. Pertama kali tahu soal produk ini dari vlogger favorite aku yang melakukan demo menggunakan Neogen Bio-Peel ini yang keliatannya sangat moist banget sewaktu dipakai. Setelah stalking dan baca review disana-sini, akhirnya aku memutuskan untuk membeli produk Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Lemon. Kenapa lemon? Padahal Neogen ini mengeluarkan 3 varian yaitu Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Lemon, Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Wine, dan Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Green Tea. Jawabannya adalah tergantung kebutuhan kulit ki...

Namaku, Rindu...

Namaku Rindu, Ketika kita tidak saling bertemu Ketika panca indra tak mampu merasakan kehadiran kamu Ketika raga tak bisa lagi merasakan sentuhanmu Dan ketika detak jantung sudah tak berirama jika mengucap namamu Panggil aku rindu, Perasaan sesak di dada yang tak mampu menuruti keinginan jiwa Perasaan sakit saat aku tahu bahwa kamu tak ada lagi di sekeliling raga Aku rindu dan aku tersiksa Sebut aku rindu, Saat air mata menjadi bukti nyata adanya rasa pilu Saat hanya air mata yang mampu ikut merasakan rasa itu Saat air mata, adalah satu-satunya ekspresi jiwa yang bisa diluapkan seketika itu Ketika rindu itu merajalela Aku rindu dan aku sengsara Kenapa kamu harus pergi begitu jauh? Kenapa harus ada jarak untuk perasaan kita? Dan kenapa aku tak mampu untuk menerima jawaban yang ada... Kamu... aku rindu kamu.. Aku tak ingin menyalahkan keadaan, tapi keadaan memaksaku untuk mengumpatnya. Aku benci rasa rindu.. Sesak, kosong, dan merana.. Aku...