Angin berhembus kencang, hingga menerbangkan rok biru muda yang dipakai Senja.
Angin itu tanda kereta api telah datang. Ya, Senja ada di stasiun. Berdiri. Diam. Menanti.
Dia menyandarkan tubuhnya pada tiang penyangga peron yang menjulang. Memakai kemeja blouse warna salem dan rok biru muda berkibar bersama rambutnya yang sudah mulai lebih panjang.
Di sela-sela telinganya terlihat kabel earphone putih tersambung ke Ipod di dalam tas mungil yang Ia cangklong.
"Itsudemo sagashite iru yo dokka ni kimi no sugata o mukai no hoomu rojiura no mado.." Bibirnya menggumamkan lagu yang sedang didengarnya. Sebuah lagu Jepang kesukaannya saat ini. Menceritakan kasih tak sampai milik tokoh utama dalam lagu tersebut. Laki-laki yang selalu mencari sosok wanita yang dicintainya di setiap peron yang berlawanan, bahkan di jendela rumah.
Senja tersenyum kecut. "Cih. Laki-laki idaman banget nih." katanya. Lalu menghela nafas.
Pengeras suara di stasiun meneriakkan bahwa kereta tujuan Senja akan segera datang. Membuat kaki Senja melangkah perlahan ke belakang garis kuning, batas aman penumpang menunggu kereta.
Syukurlah, kereta tidak terlalu penuh. Meski Senja harus berdiri. Matanya memandang lurus ke depan. Bola matanya tak bergerak.
Senja melamun.
"Apa yang sekarang lagi lu lakuin, Senja?" Pikirnya. Lalu menghela nafas lagi. Kali ini lebih panjang.
"Mungkin udah saatnya berhenti, Senja.. you'll get the one that lil bit better" Pikirnya lagi.
............
Angin itu tanda kereta api telah datang. Ya, Senja ada di stasiun. Berdiri. Diam. Menanti.
Dia menyandarkan tubuhnya pada tiang penyangga peron yang menjulang. Memakai kemeja blouse warna salem dan rok biru muda berkibar bersama rambutnya yang sudah mulai lebih panjang.
Di sela-sela telinganya terlihat kabel earphone putih tersambung ke Ipod di dalam tas mungil yang Ia cangklong.
"Itsudemo sagashite iru yo dokka ni kimi no sugata o mukai no hoomu rojiura no mado.." Bibirnya menggumamkan lagu yang sedang didengarnya. Sebuah lagu Jepang kesukaannya saat ini. Menceritakan kasih tak sampai milik tokoh utama dalam lagu tersebut. Laki-laki yang selalu mencari sosok wanita yang dicintainya di setiap peron yang berlawanan, bahkan di jendela rumah.
Senja tersenyum kecut. "Cih. Laki-laki idaman banget nih." katanya. Lalu menghela nafas.
Pengeras suara di stasiun meneriakkan bahwa kereta tujuan Senja akan segera datang. Membuat kaki Senja melangkah perlahan ke belakang garis kuning, batas aman penumpang menunggu kereta.
Syukurlah, kereta tidak terlalu penuh. Meski Senja harus berdiri. Matanya memandang lurus ke depan. Bola matanya tak bergerak.
Senja melamun.
"Apa yang sekarang lagi lu lakuin, Senja?" Pikirnya. Lalu menghela nafas lagi. Kali ini lebih panjang.
"Mungkin udah saatnya berhenti, Senja.. you'll get the one that lil bit better" Pikirnya lagi.
............
Komentar
Posting Komentar